Tuesday, January 29, 2013

6 Suara Lantang Wanda Hamidah Menjadi Anggota DPRD

Terdambakan - Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap puluhan orang yang sedang pesta narkoba di kediaman artis Raffi Ahmad di Jl Gunung Balang, No 16 RT 09 RW 04, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (27/1) subuh. Dari puluhan orang itu, salah satunya ada nama Wanda Hamidah.

Nama Wanda tentu sudah tidak asing lagi. Di masa mudanya, Wanda adalah seorang aktivis mahasiswa '98 yang turut menjadi saksi mata dari insiden penembakan mahasiswa Trisakti. Wajahnya juga sering muncul di televisi saat ia terjun ke dunia model dan menjadi bintang iklan.

Setelah aktif di pergerakan dan dunia artis, Wanda sejak tahun 2006 sudah aktif di dunia politik dengan masuk Partai Amanat Nasional (PAN). Selain aktif di dunia politik, Wanda juga menjadi Wakil Sekjen Komnas Perlindungan Anak selama empat tahun, 2006-2010.

Sepak terjangnya dalam berbagai bidang itu membuat Kementerian Hukum dan HAM memberikan penghargaan kepada Wanda. Dia menerima penghargaan sebagai Artis Peduli Hukum dan HAM pada 2008.

Setahun kemudian, pada 2009 Wanda mencalonkan diri sebagai anggota DPRD. Dalam pemilu legislatif, Wanda akhirnya terpilih sebagai anggota DPRD dari PAN. Saat menjadi anggota dewan, Wanda sering bersikap vokal dan kritis jika ada kebijakan pemerintah daerah yang dianggap menyimpang dan tidak masuk akal. Berikut pernyataan-pernyataan Wanda:

1. Menolak membangun Stadion BMW
Terdambakan - Wanda pernah bersuara lantang saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ingin melanjutkan pembangunan Stadion BMW di Kelurahan Papanggung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Alasannya, tanah tempat stadion tersebut dinilai bersengketa.

"Saya mewakili Fraksi PAN menolak pembangunan Taman BMW. Itu kan lahan sengketa, rawan digugat, nanti kan DKI malah rugi besar," ujar Wanda Hamidah usai acara gerakan kawal uang rakyat di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (12/12).

Dia menjelaskan sering melakukan dengar pendapat dengan warga yang memiliki tanah stadion BMW. Dia selalu mendengar keluhan mengenai tidak dapat uang ganti rugi.

2. DPRD tidak transparan
Terdambakan - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Wanda Hamidah mengakui, rapat pembahasan anggaran yang dilakukan DPRD DKI tidak transparan. Tidak heran jika rapat-rapat yang dilakukan para anggota dewan ibu kota selalu berlangsung secara tertutup.

"Yang jelas, sistem di DPRD itu tidak transparan, kalau tidak ada transparansi ya siapa lagi yang harus kita salahkan kalau bukan pimpinan kita," ujar Wanda usai acara gerakan kawal uang rakyat di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (12/12).

Mantan artis ini mengatakan, tidak adanya transparansi itu terlihat sejak duduk sebagai anggota dewan di DKI Jakarta. Padahal, Wanda mengaku kerap mengingatkan jajaran pimpinan DPRD agar terbuka dan melibatkan semua elemen masyarakat.

"Beberapa waktu lalu ada media mengeluhkan rapat tertutup pada saat pembahasan anggaran, saya katakan, dobrak saja, masa bahas uang rakyat triliunan, publik enggak tahu," tegasnya.

3. Sempat berniat maju Pilgub Jakarta
Terdambakan - Wanda pernah berencana ikut meramaikan bursa calon gubernur DKI Jakarta. Perempuan cantik ini mengaku siap untuk bertarung dalam perebutan kursi DKI 1, Juli lalu.

"Insya Allah saya siap. Saya siap maju kalau banyak dukungan dari akar rumput maupun partai saya," ujar Wanda saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (4/3).

Menurut Wanda, dalam Pilgub DKI 2007 lalu, PAN hanya berkoalisi namun tidak mengusung kadernya sendiri. Padahal, banyak kader PAN yang dianggap mumpuni memimpin Ibu Kota.

"Dan partai juga sangat mendukung langkah saya, masa partai tidak mendukung kadernya. Tapi memang secara resmi belum," kata Wanda. Keinginan Wanda maju DKI 1 kandas, dalam Pilgub DKI, dia mendukung Faisal Basri-Biem Benjamin.

4. Kritik ke Persija
Terdambakan - Wanda menilai, saat ini organisasi Persija Jakarta dalam kondisi acak-acakan. Dengan begitu, sulit menemukan investor untuk klub kebanggaan Jakarta yang kini mengalami kesulitan keuangan.

"Organisasi persija ini acak-acakan. Siapa yang mau berinvestasi di dalam Persija. Cocoknya pengurus Persija ya kalian semua di ruangan ini," kata Wanda saat menerima delegasi Jakmania, organisasi suporter Persija di DPRD, Senin (14/1). Jakmania mengadu ke DPRD setelah melihat kondisi Persija yang krisis keuangan.

Menurutnya, Persija milik 6 juta penduduk Jakarta, bukan hanya milik Jakmania. Maka dari itu, Persija perlu diubah sedikit untuk pencitraan. Sehingga, orang nantinya melihat pertandingan Persija dengan aman.

"Oleh karena itu perlu diubah sedikit demi sedikit menjadi ramah," tandasnya.

5. Puji Jokowi
Terdambakan - Wanda Hamidah mengakui era Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) lebih transparan bila dibandingkan dengan masa Fauzi Bowo (Foke). Menurutnya, saat ini setiap aspirasi yang disampaikan DPRD selalu didengar.

"Kalau dulu komunikasi tidak berjalan baik. Aspirasi hanya didengar sebagai pemandangan-pemandangan saja, didengar dari telinga kiri keluar dari telinga kanan. Kita fraksi PAN, pendukung Foke," ujar Wanda usai bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota Jakarta, Rabu (19/12).

Anggota Komisi E ini mengatakan, saat ini segala pandangan-pandangan ditanggapi. Selain itu, perkembangan dari aspirasi yang disampaikan kepada keduanya ada kemajuan.

6. Sebut Demokrat dan PKS mengolor-olor APBD

Terdambakan - Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) diwarnai aksi walk out saat sesi tanya jawab. Pasalnya, ada beberapa? fraksi ingin menghambat proses keputusan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA/PPAS).

Wanda mengatakan fraksi yang Walkout adalah PAN, PDIP, Gerindra, dan ada beberapa dari Golkar. Namun, ujar dia, yang jelas menolak program-program tersebut Demokrat.

"Yang pasti Demokrat yang banyak menolak. Pak Asraf yang walkout dari Golkar," tandasnya.

Rapat yang berlangsung tertutup tersebut, menurut Wanda ada dua orang yang menanyakan hal yang sama yakni Ketua Banggar sekaligus Ketua DPRD Ferial Sofyan serta Igo Ilham dari Fraksi PKS yang juga wakil ketua Komisi E. Wanda mengatakan, mengapa legislatif tidak mendengar saja eksekutif memaparkan anggaran dan siap untuk melaksanakan programnya. Bukan menyangsikan, sebab urusan dewan hanya menyetujui anggaran saja.

"Igo dari PKS dan Pak Ferial, itu tanya soal pengadaan bus. Pak Igo dari Fraksi PKS, wakil ketua komisi E, Pak Ferial juga tanya hal yang sama. Padahal dari 10 kali rapat yang ditanya itu-itu lagi," tandasnya.

Wanda yakin Pemerintahan Jokowi-Ahok sanggup melaksanakan program-program dengan anggaran yang diajukan. Namun, justru kenapa ada beberapa pihak yang ingin menghambat APBD.

"Niatnya ingin mengolor, tapi entah apa yang diinginkan. Soalnya sepotong-sepotong ngomongnya. Karena tujuan yang saya tangkap itu hanya ingin memperlambat APBD," tegasnya.
sumber

No comments:

Post a Comment