Sunday, December 23, 2012

6 Aksi Uji Nyali Gubernur Jakarta Jokowi Widodo

Gubernur DKI Joko Widodo tak pernah mengenal lelah saat bekerja. Tak jarang, dia juga sempat melakukan aksi berbahaya dalam tugasnya.

Dalam catatan detikcom, sedikitnya ada enam aksi 'uji nyali' Jokowi yang berhubungan dengan tugasnya sebagai gubernur. Aksi itu cukup berbahaya untuk seukuran pejabat negara. Namun Jokowi tetap melakukannya.

Berikut keenam aksi 'uji nyali' Jokowi:

1. Naik Jembatan Srengseng
Di tengah guyuran hujan, Jokowi berjalan perlahan bolak-balik melintasi jembatan bambu yang rusak parah di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Nyali Jokowi menjadi ciut.

Jokowi yang mengenakan kemeja warna putih meninjau jembatan mengenaskan di Srengseng Sawah, Sabtu (8/12/2012) sekitar pukul 11.15 WIB.

Ia langsung uji nyali menjajal jembatan sepanjang 100 meter dan lebar 120 cm yang menghubungkan Jakarta-Depok. Dia pun meminta pada wartawan agar tak mengikutinya.

Meski ngeri, Jokowi justru menjajal jembatan yang telah berusia 30 tahun itu sekali lagi. Saat berada di tengah jembatan, tiba-tiba hujan deras mengguyur. Jokowi kehujanan dan bajunya basah. Si ajudan dengan sigap membawa payung untuk Jokowi.

Hujan tidak menghentikan niat Jokowi melintasi jembatan. Ia tetap melanjutkan langkahnya.

2. Naik Getek di Sungai Ciliwung
Jokowi mengunjungi kawasan Kampung Pulo, Jaktim, yang baru saja terendam banjir. Gubernur DKI itu dielu-elukan warga karena berani membagikan bantuan di atas getek.

Setiba di Kali Ciliwung, Jokowi langsung naik ke atas getek. Didampingi pihak Kecamatan Jatinegara dan Dinas PU, Jokowi melihat bagaimana kondisi Kali Ciliwung. Dia sambil memegang kertas yang tertulis beberapa gambar.

Jokowi kemudian berpindah ke getek yang satu lagi. Dia kembali berbincang dengan pihak terkait. Selama 2 menit berada di getek itu, dia kemudian pergi dengan memberi uang Rp 100 ribu kepada penarik getek.

Nah, dalam kunjungan ini, Jokowi pun membawa bantuan 23 karung beras bagi warga korban banjir. Beras itu disimpan di rumah tokoh warga setempat, untuk kemudian didistribusikan.

3. Berusaha Menerjang Banjir Tengah Malam
Saat upacara persiapan menghadapi beberapa waktu lalu, Jokowi sudah berjanji akan berada di lapangan bila terjadi banjir. Dia akan memantau semua proses evakuasi dan pemberian bantuan.

Benar saja, saat banjir terjadi akhir November lalu, Jokowi sibuk keliling memeriksa lokasi-lokasi banjir, terutama yang terkena imbas luapan kali Pesanggrahan.

Kunjungan Jokowi ada yang digelar siang hari, namun ada juga yang malam. Saat mendatangi banjir di kompleks IKPN Bintaro, Jokowi datang menjelang tengah malam.

Menurut camat setempat, saat itu Jokowi hendak berusaha menerjang banjir di rumah warga yang tingginya mencapai 2 meter dengan perahu karet. Namun pihak keamanan setempat melarangnya dengan alasan keselamatan.

Akhirnya, Jokowi hanya bertemu warga di pengungsian.

4. Berbaur dengan Massa yang Mendemonya
Pada 20 November lalu, para sopir angkot dan anggota Organda beraksi di depan Balai Kota. Mereka menentang kebijakan Jokowi soal peremajaan bus hingga biaya retribusi. Jokowi dan jajarannya pun sempat dikecam.

Bukannya menghindar, dengan berani dan penuh percaya diri, Jokowi malah menemui mereka. Dia tak takut dengan teriakan dan jumlah massa yang sempat mengecamnya.

Jokowi langsung naik ke atas podium dadakan dan mengambil mikrofon. Dia berdesak-desakan dengan pendemo tanpa pengawalan. Jokowi pun berorasi menjelaskan duduk perkara yang dipersoalkan pendemo.

Situasi pun berbalik. Aksi berani Jokowi itu malah mendapat simpati dari para pendemo. Mereka mengelu-elukan mantan wali kota Solo itu.

"Hidup Pak Jokowi, hidup Pak Jokowi," teriak para sopir angkot dengan penuh semangat.

Dalam kesempatan terpisah, Jokowi juga pernah menemui warga Cilincing yang berdemo. Padahal saat itu, warga tengah emosi sambil bakar ban dan blokir jalan. Untungnya, warga pun mau mendengar arahan Jokowi.

5. Berpergian Tanpa Pengawalan dan Voorijder
Sejak awal, Jokowi sudah berkomitmen tak akan menggunakan voorijder saat berdinas. Dia juga tak mau dikawal terlalu ketat saat blusukan menemui warga.

Dalam perjalanannya, Jokowi hanya ditempel dua motor pegawai Dishub. Itu pun di belakang mobil, bukan di bagian depan. Mobil pengiring terbanyak yang "mengawal"-nya justru dari kalangan wartawan.

Akibatnya, semua warga bisa berdekatan dengan Jokowi. Tak hanya itu, tak sedikit juga warga yang mendapat kesempatan berfoto dengannya.

Bahkan saat Jokowi muncul di depan publik saat pertunjukan musik, dia tampak santai duduk di bagian festival, bukan di deretan tamu VIP.

6. Naik Atap Sekolah Ambruk
Joko Widodo meninjau SDN 03 Rawamangun, Jakarta Timur, yang atapnya ambruk Selasa (6/11) lalu. Gubernur DKI itu naik tangga kayu untuk melihat kontruksi atap sekolah. Padahal cukup berbahaya.

Kedatangan Jokowi langsung disambut sekitar puluhan warga. Warga yang terdiri dari ibu-ibu yang mengenakan daster dan anak-anak ini berebut untuk meminta salaman pada Jokowi. Mereka juga meneriakkan "Jokowi-jokowi!". Jokowi pun memenuhi permintaan warga sambil tersenyum.

Setelah itu, Jokowi langsung meninjau puing-puing bekas reruntuhan. Dia menengok kanan-kiri, melihat ruang kelas, sampai naik tangga kayu untuk melihat konstruksi atap sekolah yang ambruk.

Mantan Wali Kota Solo itu melihat-lihat atap sekolah yang ambruk sekitar 15 menit. Setelah itu Jokowi pulang.

No comments:

Post a Comment