Jika bicara mengenai komik di Indonesia saat ini, maka benak kita akan langsung terbayang ke toko buku dengan barisan seri-seri komik Jepang atau manga yang berjajar memenuhi rak. Memang manga Jepang (atau manhwa Korea atau bahkanmanhua silat Hong Kong) saat ini masih menjadi jawara komik di negeri kita. Namun Indonesia sendiri sebenarnya pernah mengenal era lain, misalnya era ketika komik Indonesia menjadi raja di negerinya sendiri, era datangnya para superhero Amerika, era komik-komik action-comedy Eropa dan diakhiri dengan mesin penghancur bernama manga yang akan bertahta sebagai raja komik di Indonesia untuk dua dasawarsa.
Sesuai judul artikel, yang ingin saya bicarakan adalah era komik Eropa. Komik ini begitu digemari di Indonesia tepatnya di medio 80-an, setelah padamnya era superhero dan sebelum datangnya generasi manga (yang akan hadir menjelang 90-an).
Menjelang dekade 80an, Majalah Hai menjadi salah satu pionir diawalinya serangan komik Eropa dengan memuat beberapa seri secara bersambung. Dengan gambar yang kadang santai kadang fantastis dan tipe cerita yang berbeda dari biasa, para penikmat komik seakan diberikan angin segar setelah badai komik superhero dan silat lambat laun mulai surut. Keberadaan Hai sebagai majalah penyedia rangkaian komik seri bersambung kemudian diikuti oleh majalah lain seperti franchise Eppo dan komik cewek Nina (yang tentunya kini sudah tidak terbit).
Apa sajakah komik-komik tersebut? Berikut adalah tujuh komik Eropa yang pernah berjaya di Indonesia.
7. DOUWE DABBERT
Douwe Dabbert atau lebih dikenal dengan sebutan ‘Pak Janggut’ di Indonesia, adalah komik fantasi bersambung asal Belanda yang diterbitkan oleh majalah anak-anak Bobo (yang juga merupakan majalah franchise dari Belanda). Oleh Bobo, komik ini kadang diterbitkan secara berkala dengan format album spesial. Douwe Dabbert diciptakan oleh duo Piet Wijn dan Thom Roep. Di Belanda sendiri Pak Janggut menjadi cerita bersambung yang dimuat dalam mingguan Donald Duck.
Pak Janggut bukanlah pria tampan yang menunggang kuda putih untuk menyelamatkan seorang putri. Dia hanyalah seorang pria bertubuh pendek miripgnome yang sering menemui petualangan aneh dan bertemu dengan makhluk-makhluk fantasi. Beruntung dalam petualangannya Pak Janggut memiliki buntelan ajaib yang bisa mengeluarkan apapun yang dibutuhkan olehnya sesuai dengan situasi – termasuk jika Pak Janggut kelaparan. Hebatnya buntelan ajaib ini hanya mau mengeluarkan barang jika diambil sendiri oleh Pak Janggut, jika ada tokoh jahat yang mencuri buntelan ini, biasanya mereka akan ketiban sial. Selain buntelan ajaibnya, dalam beberapa seri petualangannya Pak Janggut juga pernah ditemani oleh seekor burung Dodo.
Total ada 23 komik Pak Janggut yang terbit di negeri asalnya, yang rilis sekitar 1975 hingga 2001. Dick Matena sempat membantu Piet Wijn untuk menyelesaikan seri terakhir Pak Janggut ketika kesehatan sang kreator menurun dan melukis sebagian dari komik tersebut. Di Amerika Serikat, Pak Janggut dikenal dengan nama Danny Doodle.
6. ROEL DIJKSTRA
Di era 80an, Roel Dijkstra merupakan komik bersambung yang bisa bertahan cukup lama di Majalah Hai, bahkan ketika format Hai berubah menjadi majalah remaja dan mengurangi porsi komik bersambung, Roel Dijkstra masih terus dipertahankan sampai kisah terakhir. Aslinya, Roel Dijkstra adalah komik Belanda yang diterbitkan oleh penerbit Oberon sejak tahun 1977 hingga tahun 1995 dan diciptakan oleh Jan Steeman & Andries Brandt yang sebelumnya pernah menangani seri populer (di Eropa) Sjors & Sjimmie dan Petualangan Hiawata untuk album Walt Disney edisi Belanda. Seperti halnya komik Petualangan Spirou dan Fantasio dari Belgia, Roel Dijkstra juga memiliki kreator yang berbeda-beda dari seri ke seri terutama setelah meninggalnya Andries Brandt di tahun 1985.
Deretan kreator komik Roel Dijkstra diawali oleh Jan Steeman dan Andries Brandt (Seri 1-10), Keith Watson & Dave Hunt (11-12), Keith Watson & Jaap Bubenik (13-18), Marinko Lebovic & Jaap Bubenik (19) dan terakhir Marinko Lebovic & Roy Robson (20-21). Total ada 21 komik Roel Dijkstra yang pernah diterbitkan.
Roel Dijkstra adalah pemain sepakbola yang berasal dari Belanda yang karakternya terinspirasi oleh legenda sepakbola Belanda, Johan Cruyff. Awalnya Roel bermain untuk tim lokal, “FC Leidrecht” (pakaiannya mirip tim bola Ajax Amsterdam), ia kemudian pindah ke “FC Hadfort” di Liga Inggris, mampir sebentar ke “FC Union” di Korsika dan akhirnya bergabung ke “FC Rapiditas” di Spanyol. Yang menarik dari Roel Dijkstra adalah karena apa yang diceritakan dalam komik ini seperti menggambarkan dunia lain di belakang panggung sepakbola sebagai sebuah industri. Petualangan Roel Dijkstra berkisah seputar suka duka pemain bola termasuk ruwetnya transfer antar klub, penyesuaian diri dengan kondisi negeri lain, persahabatan anggota tim, pemilik klub yang korup, mafia skor, pemain bola yang eksentrik dan kisah seputar perebutan piala atau kejuaraan sepakbola.
5. STORM
Gambar yang realis dengan penggambaran tokoh utama yang kekar dan gagah, kawan wanita yang cantik sekaligus seksi dengan rambut merah yang berombak, serta seorang kawan bertubuh tinggi besar, gundul dan berkulit merah membuat trio Storm, Rambut Merah dan Nomad menjadi primadona Majalah Hai ketika dimuat secara bersambung. Bergantian dengan Roel Dijkstra, kisah petualangan Storm menjadi salah satu seri yang bertahan ketika Hai berubah menjadi Majalah Remaja medio 80an. Ketika akhirnya diterbitkan dalam bentuk album pun komik asal Belanda ini meraih kesuksesan lebih besar dari ‘kakak’nya, Kisah Kekaisaran Trigan. Selain di Indonesia dan beberapa negara lain, Storm bahkan sempat menembus pasar Amerika ketika dimuat di majalah fantasi dewasa populer, Heavy Metal.
Storm berkisah mengenai petualangan seorang astronot yang tersesat di dunia yang jauh berada di masa depan bahkan di dunia paralel, sedikit mengingatkan pada Planet of The Apes, Mad Max atau John Carter of Mars (karya Edgar Rice Burroughs). Petualangan Storm terbagi menjadi dua babak, yang pertama berkisah mengenai petualangan Storm di bumi setelah terjadinya bencana besar yang mengakibatkan hancurnya bumi dan menyebabkan hukum rimba berkuasa. Babak kedua mengirim Storm ke dunia multiverse yang disebut Pandarve. Dalam petualangannya Storm ditemani oleh Rambut Merah (di beberapa negara diberi nama Carrots atau Ember), Nomad – seorang mantan budak dengan kulit berwarna merah dan aristokrat Pandarve bernama Marduk. Walaupun tidak secara eksplisit disebutkan dalam komik, namun Storm dan Rambut Merah adalah sepasang kekasih.
Sebenarnya Storm adalah proyek yang tertunda, sebelum merilis Storm, Don Lawrence terlebih dahulu membuat pilot project dengan tokoh utama bernamaCommander Grek (kelak kisah Commander Grek akan dijadikan seri Storm #0) yang penggambaran tokoh utamanya sangat mirip dengan Storm dan Rambut Merah. Setelah beberapa tahun gagal diterbitkan, Don mengubah beberapa unsur cerita dan mengubah tokoh utamanya menjadi Storm.
Tahun 1995, nasib malang menghampiri Don, kegagalan operasi katarak menyebabkan ia kehilangan penglihatan mata sebelah kanan, berkurangnya fungsi penglihatan ini menyebabkan Don tidak bisa lagi melihat apa yang dilukis oleh tangannya. Tahun 1999, operasi katarak berikutnya berhasil ia jalani, namun sayang ia terkena emphysema. Kesehatannya berangsur menurun dan Don Lawrence akhirnya pensiun dari dunia seni lukis komik. Tahun 2003, artis komik yang bakatnya luar biasa ini meninggal pada usia 75 tahun karena emphysema.
Hampir semua seri Storm dilukis oleh Don Lawrence sampai wafatnya sang kreator. Ia kemudian digantikan oleh Dick Matena, Romano Molenaar dan Jorg De Vos. Penulis setia Storm, Martin Lodewijk (kreator tokoh komik Eropa populer Agent 327dan pernah juga menulis salah satu seri Lucky Luke) yang beberapa kali menulis cerita Storm pada era Don Lawrence menjadi suksesor pengarah cerita terbaru yang mulai dilanjutkan kembali sejak 2007.
4. LUCKY LUKE
Tidak semua cerita koboi berasal dari Amerika Serikat termasuk komik termahsyur yang satu ini. Walaupun setting action-komedi Lucky Luke adalah ‘kawasan barat yang buas’ seperti yang biasa diceritakan dalam kisah koboi Amerika, namun Lucky Luke murni ciptaan Morris alias Maurice de Bevere, komikus asal Belgia. Beliau jugalah yang melukis semua kisah Lucky Luke sejak tahun 1946 hingga 2001 dengan bekerjasama dengan sejumlah penulis terkenal termasuk Goscinny – kreator Asterix. Di Eropa, kepopuleran Lucky Luke hanya bisa ditandingi oleh Smurf, Asterix dan Tintin.
Tidak ada pertanyaan siapa yang nomor satu di daftar ini, karena posisi ini sudah absolut untuk satu seri komik yakni Kisah Petualangan Tintin yang dibintangi Tintin sang wartawan berjambul dan kawan-kawannya yang memiliki karakterisasi hebat: Kapten Haddock yang pemarah dan sering melontarkan sumpah serapah aneh ala bajak laut, Profesor Calculus yang tuli namun amat jenius, detektif kembar Thomson dan Thompson (dengan p seperti pisang) yang konyol hingga Snowy si anjing cerdik yang selalu menemani Tintin kemanapun dia pergi. Tintin mungkin adalah yang impor komik Eropa terbaik yang pernah diciptakan dan masuk ke Indonesia.
Kisah petualangan Tintin diciptakan oleh seorang Belgia bernama Georges Rémyyang menggunakan nama pena Hergé. Komik strip ini muncul pertama kali di suplemen khusus anak Le Petit Vingtième yang muncul di surat kabar Le XXe Siècle pada tanggal 10 Januari 1929. Gaya khas komik Hergé yang bersih dan rapi dengan cerita petualangan sang wartawan yang sebelumnya diriset secara mendalam oleh penciptanya berhasil mencuri hati jutaan pembacanya. Dengan cerdas Hergé mencampuraduk petualangan dengan misteri, fantasi, komedi, thrillerpolitik hingga ke fiksi ilmiah, Tintin berpetualang ke seluruh penjuru bumi, mulai dari Eropa, Asia, Tibet hingga Amerika bahkan suatu ketika juga pernah berpetualang di bulan! Kisah aksi-komedi yang lintas usia dengan humor-humor slapstick dan intrik yang ringan membuat kisah petualangan Tintin nyaman dibaca tanpa harus terpengaruh pada situasi dan kondisi. Begitu hebatnya Tintin, bahkan Dalai Lama sekalipun pernah memberikan penghargaan untuk cerita Tintin di Tibet.
Perjalanan Hergé bukannya tanpa masalah, pendudukan Belgia oleh Jerman pada Perang Dunia II menyebabkan suratkabar tempat Tintin diterbitkan ditutup. Dua buku kisah petualangan Tintin yaitu Tintin di Amerika dan Pulau Hitam dibreidel oleh Nazi karena menceritakan dua lokasi seteru Nazi di PDII yakni Inggris dan Amerika. Namun karena tak mau berhenti begitu saja, Hergé melanjutkan Tintin di suratkabar Jerman dan berhasil menerbitkan karya legendaris seperti Rahasia Kapal Unicorn dan Harta Karun Rackham Merah disusul Bintang Jatuh. Hal ini justru membuat Hergé sempat dituduh sebagai mata-mata karena bekerja untuk media Jerman.
Hergé meninggal pada tanggal 3 Maret 1983 pada usia 76 tahun dan meninggalkan kisah petualangan Tintin ke-24 yang berjudul Tintin and The Alph-Art berbentuk sketsa tak terselesaikan dengan akhir menggantung, karena Hergé tidak mengijinkan Tintin dirilis oleh penulis dan pelukis lain, Tintin tidak lagi dilanjutkan oleh siapapun. Namun demikian, ke-23 judul lain Tintin sebenarnya telah cukup untuk menaklukkan dunia. Selain format komik, Tintin pernah muncul melalui game, radio, teater, film seri kartun hingga film layar lebar dan media lain. Begitu ngetopnya Tintin hingga dua sutradara legendaris Steven Spielberg dan Peter Jackson telah berkolaborasi untuk membuat film animasi 3D Tintin yang rencananya akan dirilis pada tahun 2011 dengan mengambil alur cerita kisah ‘Harta Karun Rackham Merah’.
No comments:
Post a Comment