Sunday, March 10, 2013

5 Wasit Sepakbola yang paling Kontroversi di Sepanjang Liga Champions

Terdambakan - Kontroversi memang tak pernah lepas dari jagat sepak bola, tak terkecuali dari pentas Liga Champions Eropa. Dari dahulu sampai sekarang, sudah banyak keputusan korps baju hitam di kompetisi paling elit antarklub Eropa ini yang mengundang pro dan kontra. Kontroversi terkini lahir di Old Trafford.
Terdambakan -  Cuneyt Cakir pasti bukan sosok yang populer di sebagian kota Manchester sekarang ini. Penyebabnya, tentu saja keputusan wasit Turki tersebut mengusir Nani saat Manchester United unggul 1-0 atas sang tamu Real Madrid di babak 16 besar leg kedua pada Rabu (06/3)dini hari kemarin.

Setelah jumlah pemain mereka dipangkas, United seolah kehilangan pijakan, sedangkan Madrid langsung menggebrak dan membalikkan keadaan lewat Luka Modric serta Cristiano Ronaldo.
Skor akhir 2-1 untuk Madrid dan United kandas dengan agregat 2-3.

Gol kemenangan Ronaldo di kali pertamanya kembali ke Old Trafford setelah sekian tahun hijrah ke ibu kota Spanyol bahkan sampai kalah gaungnya dengan kartu merah Nani.

Beberapa menilai momen itu telah mengubah jalannya laga sekaligus membunuh United.
Kartu merah Nani akibat kaki tingginya yang menerjang Alvaro Arbeloa dianggap berlebihan. 
Tidak ada unsur kesengajaan dalam tindakan winger United itu, kata mereka.
 Namun, kartu sudah dicabut.

Beberapa pihak mungkin terkejut melihat Cakir memberi Nani kartu merah, tapi seperti yang sudah disebutkan di atas, pro dan kontra semacam ini bukanlah barang baru di Liga Champions.

Sebelum pengusiran Nani di Old Trafford, sudah ada beberapa keputusan kontroversial lain yang pernah diambil para wasit sepanjang perhelatan turnamen elit UEFA ini.

Berikut:6 Wasit Sepakbola yang paling Kontroversi di Sepanjang Liga Champions

  1. Massimo Busacca
Terdambakan - Eks striker Arsenal Robin van Persie sampai tidak percaya setelah dia diusir saat memperkuat The Gunners dalam laga 16 besar leg kedua di kandang Barcelona pada Maret 2011 silam.

Van Persie sudah mendapat satu kartu kuning sebelumnya karena melanggar Dani Alves, dan kartu kedua dia terima setelah meneruskan permainan karena tidak mendengar peluit Massimo Busacca untuk offside-nya di menit 56.

Van Persie mengklaim bahwa dia benar-benar tidak mendengar suara peluit di tengah bisingnya 90.000 penonton yang memadati Camp Nou malam itu. Namun, sang wasit Swiss tetap pada pendiriannya dan mengusir Van Persie ke luar arena.

Arsenal berada dalam tekanan karena Barcelona tengah mengejar defisit agregat 2-3. Keluarnya Van Persie membuat Xavi dan Lionel Messi bisa mencetak gol untuk meloloskan Barcelona dengan agregat akhir 4-3.

Kepada BBC, manajer The Gunners Arsene Wenger melabeli keputusan
tersebut memalukan,"sedangkan Van Persie sendiri menyebutnya "sebuah lelucon.

2. Tom Henning Ovrebo
Terdambakan - Reaksi keras Didier Drogba terhadap performa Tom Henning Ovrebo yang tertangkap kamera televisi setelah semifinal Liga Champions 2009 melawan Barcelona masih melekat dalam ingatan banyak orang.

Setelah Chelsea membukukan hasil imbang tanpa gol di Camp Nou pada leg pertama dan Michael Essien membawa Chelsea unggul cepat 1-0 di Stamford Bridge, The Blues tampak bakal lolos ke final untuk dua musim secara berturut-turut.

Namun, setelah Ovrebo menolak klaim penalti beruntun Chelsea, khususnya akibat handball Gerard Pique pascajeda, dan Andres Iniesta menyamakan kedudukan di masa injury time, Chelsea pun harus kandas.

Wasit Norwegia itu juga mengusir bek Barcelona Eric Abidal setelah melanggar striker Nicolas Anelka pada menit 65.

3. Wolfgang Stark
Terdambakan - Setelah disorot karena gagal memberi Chelsea dua penalti dalam laga kontra Inter Milan pada Maret 2010, Wolfgang Stark memimpin semifinal 2011 leg pertama antara Real Madrid dan Barcelona.

Wasit Jerman itu mengganjar Pepe kartu merah di Santiago Bernabeu akibat tekel tingginya terhadap Dani Alves pada babak kedua, yang sampai membuat Jose Mourinho meluncurkan kalimat sarkastis Well done" pada ofisial keempat sebelum dia sendiri mengalami nasib serupa, diusir dari technical area.

Hilangnya Pepe memberi Barcelona ruang lebih terbuka, dan Lionel Messi mencetak dua gol untuk menempatkan timnya dalam posisi nyaman.

Mourinho bahkan mengungkit laga tersebut dalam post-match analysis-nya tentang kemenangan Madrid di Old Trafford.

Mourinho bersimpati pada Sir Alex Ferguson untuk pengusiran Nani.
Mourinho berkata pada ESPN: "Ferguson seperti saya ketika Pepe diusir saat melawan Barcelona dua tahun lalu.

4. Antony Gautier
Terdambakan - Mungkin, tidak adil menyalahkan wasit Antony Gautier atas apa yang terjadi dalam bentrokan antara Nordsjaelland kontra Shakhtar Donetsk di fase grup bulan November lalu.

Namun, keputusannya telah memberi dampak sangat serius bagi sang juara bertahan, Chelsea.
Nordsjaelland unggul terlebih dahulu, tapi Shakhtar menyamakan kedudukan tak lama berselang lewat gol kontroversial Luis Adriano.

Drop-ball ditendang kembali ke arah kiper Nordsjaelland setelah seorang pemain mengalami cedera, tapi sebelum bola mencapai sang kiper, Adriano mengejar 'operan' tersebut dan menyamakan kedudukan.

Adriano sendiri kemudian mengukir hat-trick di laga tersebut, sedangkan Shakhtar menang 5-2. Hasil itu membuat Chelsea bergantung pada Shakhtar agar mengalahkan Juventus jika ingin lolos ke babak 16 besar, dan kita semua tahu bagaimana akhirnya.

UEFA menghukum Adriano satu laga karena tindakannya yang dinilai menodai semangat sportivitas. Namun, beberapa pihak bertanya, kenapa Gautier tidak menghentikan permainan dan menganulir gol itu saja?

5. Lubos Michel
Terdambakan - Chelsea dan Jose Mourinho 'muncul' lagi dalam kisah kontroversi seputar wasit.
Setelah imbang tanpa gol di Stamford Bridge pada leg pertama, Liverpool hanya butuh empat menit untuk mencetak satu-satunya gol penentuan dalam bentrokan di Anfield.

Steven Gerrard melepas operan ke jalur lari Milan Barros. Petr Cech keluar dari sarangnya, tapi tak bisa men-clear bola dengan sempurna. Bola liar lalu disambar Luis Garcia ke arah gawang, dan William Gallas tampak menyapunya tepat di garis. 
Namun, anggukan kepala sang asisten membuat wasit Lubos Michel asal Slovakia memutuskan bahwa shot Garcia adalah gol.

Liverpool pun melaju ke final Liga Champions 2005 di Istanbul, tapi Mourinho menyebut gol itu sebagai "ghost goal" setelah laga.

No comments:

Post a Comment