Terdambakan - Cuaca ekstrem dan banjir besar yang melanda Jakarta kemarin, Kamis (17/1) telah melumpuhkan aktivitas warga ibu kota. Jalan-jalan protokol dan jalan yang menuju jantung ibu kota tergenang air.
Kondisi jalan tol tidak jauh berbeda. Layanan transportasi publik menjadi tidak maksimal. Banjir melumpuhkan kawasan bisnis Sudirman-Thamrin.
Beberapa perkantoran meliburkan dan memulangkan karyawan lebih awal dari biasanya. Pemandangan serupa juga terjadi di kawasan industri. Aktivitas buruh pabrik terhambat karena akses menuju kawasan industri terhadang tingginya genangan air.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sepanjang hari kemarin aktivitas ekonomi di pusat bisnis Jakarta lumpuh. Ancaman banjir besar masih menghantui seiring cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan melanda Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Berikut tujuh sektor bisnis yang terganggu bahkan terhenti akibat banjir dan cuaca ekstrem:
1. Distribusi BBM dan logistik
Terdambakan - PT Pertamina mengaku mengalami gangguan distribusi BBM untuk wilayah-wilayah yang dikepung banjir di Jakarta dan sekitarnya.
Dalam keadaan darurat, Pertamina akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk prioritaskan tangki BBM milik Pertamina.
"Kalau kondisi seperti ini (banjir), macet dan stuck dimana-mana maka otomatis mobil-mobil tangki akan terganggu juga sehingga pengiriman BBM akan terkendala," ujar juru bicara Pertamina Ali Mundakir kepada wartawan di Jakarta Kamis (17/1).
Banjir juga menghambat distribusi logistik. "Hujan dan banjir di mana-mana, memang yang paling kita khawatir transportasi tidak lancar ini akan pengaruh kepada inflasi di nasional ya," kata Menkeu.
2. Pusat perbelanjaan
Terdambakan - Banjir yang menyergap kawasan bisnis Sudirman-Thamrin memaksa pengusaha menghentikan sementara aktivitas bisnisnya. Pusat perbelanjaan di kawasan tersebut memilih tutup dan memulangkan karyawannya lebih awal dari biasanya.
Tidak hanya di kawasan bisnis Jakarta, tapi beberapa pusat perbelanjaan di kawasan lain juga terkenda dampak banjir besar.
3. Energi
Terdambakan - Cuaca ekstrem yang melanda sebagian wilayah Indonesia berdampak cukup signifikan.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui terjadi hambatan dalam pengeboran minyak lantaran cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini. Produksi minyak nasional pun berada di titik nadir.
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Gde Pradnyana mengatakan, jika cuaca makin buruk, para KKKS diminta menutup sementara pengeboran di lepas pantai. Sebab, jika masih tetap beroperasi dapat membahayakan pekerja tambang yang ada di anjungan lepas pantai.
"Cuaca buruk memang berdampak terutama yang di laut mengalami kendala-kendala serius dalam minggu-minggu ini. Bahkan ada kapal kontraktor tenggelam yang itu, untung kru-kru kapalnya bisa diselamatkan. Begitu juga akomodation barge itu ada 250 orang yang kita ungsikan dulu dari laut di Gresik," ujar Gde kepada wartawan di Jakarta Kamis (17/1).
Gde menegaskan, untuk sementara ini, pengeboran lepas pantai yang telah berproduksi diminta untuk tetap menjalankan aktivitasnya. Sedangkan untuk tahap eksplorasi diminta agar menutup dulu sementara pekerjaan tersebut agar tidak menimbulkan korban jiwa.
4. Industri
Terdambakan - Banjir tidak hanya melanda kawasan bisnis Sudirman-Thamrin saja, tapi juga di sejumlah wilayah lain di Jakarta.
Salah satunya di kawasan industri Pulo Gadung. Karyawan dan buruh yang bekerja di kawasan tersebut dipulangkan lebih awal. Pabrik dan aktivitas industri kawasan Pulo Gadung untuk sementara tidak bisa beroperasi secara maksimal. Distribusi barang pun terhambat.
5. Transportasi
Terdambakan - Salah satu sektor bisnis yang lumpuh adalah transportasi. Perjalanan KRL dari Bogor menuju Jakarta tidak maksimal karena beberapa stasiun tenggelam.
Transportasi massal lainnya yakni bus TransJakarta pun tidak bisa secara maksimal melayani penumpang. Beberapa koridor bus TransJakarta terpaksa tidak beroperasi. Bus TransJakarta rute Blok M-Kota pun terhenti sebelum bunderan Hotel Indonesia. Halte-halte bus TransJakarta pun terendam.
Dari sektor transportasi udara, beberapa penerbangan terpaksa mengalami penundaan dari jadwal penerbangan semula. Banyak penumpang dan kru maskapai penerbangan datang terlambat dan tidak bisa mencapai bandara tepat waktu. Salah satunya maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Corporate Communication Garuda Indonesia Pudjobroto mengatakan setidaknya ada 12 jadwal penerbangan terpaksa tertunda keberangkatannya.
6. Perbankan
Terdambakan - Beberapa infrastruktur publik terganggu akibat banjir yang mengepung sebagian besar wilayah Jakarta. Salah satu sektor ekonomi dan bisnis yang terganggu adalah perbankan.
Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Gatot M Suwondo mengakui ada beberapa infrastruktur BNI yang terkenda dampak banjir. Namun, Gatot mengaku belum berencana melakukan relokasi aktivitas jaringan yang terkena banjir.
"Ada beberapa ATM dan kantor yang kena banjir. Sedang terus dipantau. Belum ada pemikiran sampai ke situ (relokasi sementara)," kata Gatot.
Senada dengan BNI, Bank Jabar Banten (BJB) juga terus melakukan pengawasan terhadap jaringan BJB yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya.
"Ada dua cabang bank BJB dan ATM nya terendam air yaitu cabang Mangga dua dan cabang Benhil. Untuk sementara kita tutup cabang-cabang tersebut, cabang-cabang lain terus dalam pengawasan," kata Direktur Utama BJB Bien Subiantoro.
Bank Muamalat mengaku merelokasi aktifitas beberapa cabang yang mengalami gangguan akibat hujan dan banjir kali ini. "Ada satu dua kantor layanan yang operasi-nya dipindahkan ke kantor layanan terdekat dari lokasi tersebut. Kantor Cipulir, misalnya. Dan Kedoya. Dipindahkan ke Kantor Layanan terdekat mereka," kata Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Meitra Ninanda Sari.
Sementara itu, Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengakui banjir yang mengepung Jakarta menjadi penghambat aktivitas karyawan.
"Yang paling terganggu adalah karyawannya, karena ada yang kebanjiran rumahnya, ada yang tidak bisa akses kekantornya, dll," kata Parwati.
7. Pertanian
Terdambakan - Komoditas yang paling merana akibat hujan deras beberapa hari terakhir adalah hortikultura. Tidak sedikit pengiriman buah dan sayur seperti jeruk, kol, maupun semangka di pelbagai wilayah Tanah Air terganggu karena produk terlanjur rusak.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan asosiasi pengusaha hortikultura sudah menghubunginya terkait gangguan itu. Jumlah sayur dan buah yang rusak mulai masuk ke tahap mengkhawatirkan, mencapai 20 persen dari produksi nasional.
"Beberapa bahan pokok seperti hortikultura tingkat kerusakannya tinggi, baik karena hujan (di lahan) maupun kebasahan (saat distribusi). Ada yang mengatakan sampai 20 persen lebih tinggi tingkat kerusakannya," kata Bayu.
No comments:
Post a Comment