Terdambakan - Sekitar 5 bulan Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun, Jokowi sudah menjadi pusat perhatian dengan gayanya yang lugu, ndeso dan dekat dengan rakyat.
Blusukan sudah menjadi ciri khas yang dilakukan Jokowi saban hari. Jika Jokowi datang, tak sedikit warga Jakarta, ibu-ibu terlebih anak-anak yang berebut mengerumuni dan mendekatinya. Untuk foto bareng Jokowi ataupun beramai-ramai agar bisa bersalaman.
Tak berhenti di situ saja, mantan wali kota Solo ini juga sering dicegat atau dihadang oleh warga yang ingin menyampaikan unek-uneknya. Dari masalah keluarga, keuangan, tempat tinggal yang mau digusur, sejumlah warga memberanikan diri menghadang orang nomor satu DKI Jakarta itu.
Berikut orang-orang yang menghadang atau mencegat Jokowi:
Blusukan sudah menjadi ciri khas yang dilakukan Jokowi saban hari. Jika Jokowi datang, tak sedikit warga Jakarta, ibu-ibu terlebih anak-anak yang berebut mengerumuni dan mendekatinya. Untuk foto bareng Jokowi ataupun beramai-ramai agar bisa bersalaman.
Tak berhenti di situ saja, mantan wali kota Solo ini juga sering dicegat atau dihadang oleh warga yang ingin menyampaikan unek-uneknya. Dari masalah keluarga, keuangan, tempat tinggal yang mau digusur, sejumlah warga memberanikan diri menghadang orang nomor satu DKI Jakarta itu.
Berikut orang-orang yang menghadang atau mencegat Jokowi:
1. Herkis yang kehilangan anak
Terdambakan - Saat mengunjungi Dara Nur Anggraini, dan ibundanya Lisa Darawati di RSUD Tarakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendadak dihadang oleh seorang bapak bernama Herkis. Kepada Jokowi, warga Grogol Petamburan, Jakarta Barat ini mengadukan nasibnya yang baru saja kehilangan anaknya, Daeng Limbo yang berusia 8 tahun 11 bulan.
Herkis menuturkan, anaknya meninggal setelah ditelantarkan oleh pihak RSUD Tarakan. Limbo meninggal sebelum sempat ditangani.
"Pas hari minggu, 17 Februari, saya bawa anak saya ke sini, pas habis subuh. Tapi di rumah sakit didiemin," ujar Herkis di RSUD Tarakan, Rabu (20/2).
Oleh pihak rumah sakit, lanjut Herkis, dia dimintai uang muka oleh pihak rumah sakit. "Dimintai uang muka, padahal anak saya sesak napas," ujarnya.
Menanggapi kasus tersebut, Jokowi berjanji akan memeriksa kasus tersebut."Dicek lah, itu bayar untuk apa? Karena kita harus ngerti namanya KJS itu, baik di puskesmas maupun rumah sakit tidak dipungut biaya. Ditanggung oleh Pemda Jakarta," jelas Jokowi.
Herkis menuturkan, anaknya meninggal setelah ditelantarkan oleh pihak RSUD Tarakan. Limbo meninggal sebelum sempat ditangani.
"Pas hari minggu, 17 Februari, saya bawa anak saya ke sini, pas habis subuh. Tapi di rumah sakit didiemin," ujar Herkis di RSUD Tarakan, Rabu (20/2).
Oleh pihak rumah sakit, lanjut Herkis, dia dimintai uang muka oleh pihak rumah sakit. "Dimintai uang muka, padahal anak saya sesak napas," ujarnya.
Menanggapi kasus tersebut, Jokowi berjanji akan memeriksa kasus tersebut."Dicek lah, itu bayar untuk apa? Karena kita harus ngerti namanya KJS itu, baik di puskesmas maupun rumah sakit tidak dipungut biaya. Ditanggung oleh Pemda Jakarta," jelas Jokowi.
2. Aisyah warga Muara Angke
Terdambakan - Aisyah yang merupakan salah satu perwakilan warga Kampung Baru, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara mencegat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Aisyah sengaja bertandang ke Balai Kota untuk mengadukan nasib dan meminta perlindungan Jokowi agar tidak digusur.
"Kan Minggu malamnya kami ke sana (rumah Jokowi), Pak Gubernur janji mau datang tapi sampai sekarang belum datang. Saya takut yang jadi korban anak kecil," kata Aisyah saat mencegat Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (1/11).
Dia meminta Jokowi serius terhadap rencana pengusuran yang tengah dihadapi warga Kampung Baru, Muara Angke. "Kami hanya minta berbagi lahan, masa kami seperti tersingkir. Sebagian usaha kan di situ, anak-anak kami juga di situ, berbagilah sedikit sama kami," keluhnya.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI berencana membangun pasar modern di kawasan tersebut. Namun, warga enggan pindah. Warga kemudian diberi batas waktu untuk pindah hingga 15 November mendatang.
Jokowi lantas berjanji akan segera ke lokasi untuk menemui seluruh warga. "Iya nanti saya akan datang ke sana, nanti saya telepon dulu ya. Kan sudah saya catat teleponnya. Secepatnya dalam minggu ini, kalau tidak pagi, siang, ya malam," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, warga Muara Angke tidak boleh digusur begitu saja. Pemerintah Provinsi dalam menyelesaikan masalah ini akan mencarikan solusi.
"Tadi Pak Basuki sudah sampaikan bahwa tidak ada Satpol PP yang menggusur," kata Jokowi.
"Kan Minggu malamnya kami ke sana (rumah Jokowi), Pak Gubernur janji mau datang tapi sampai sekarang belum datang. Saya takut yang jadi korban anak kecil," kata Aisyah saat mencegat Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (1/11).
Dia meminta Jokowi serius terhadap rencana pengusuran yang tengah dihadapi warga Kampung Baru, Muara Angke. "Kami hanya minta berbagi lahan, masa kami seperti tersingkir. Sebagian usaha kan di situ, anak-anak kami juga di situ, berbagilah sedikit sama kami," keluhnya.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI berencana membangun pasar modern di kawasan tersebut. Namun, warga enggan pindah. Warga kemudian diberi batas waktu untuk pindah hingga 15 November mendatang.
Jokowi lantas berjanji akan segera ke lokasi untuk menemui seluruh warga. "Iya nanti saya akan datang ke sana, nanti saya telepon dulu ya. Kan sudah saya catat teleponnya. Secepatnya dalam minggu ini, kalau tidak pagi, siang, ya malam," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, warga Muara Angke tidak boleh digusur begitu saja. Pemerintah Provinsi dalam menyelesaikan masalah ini akan mencarikan solusi.
"Tadi Pak Basuki sudah sampaikan bahwa tidak ada Satpol PP yang menggusur," kata Jokowi.
3. Korban gusuran dan tak punya uang
Terdambakan - Sang ibu yang mengaku bernama Sri Sunarwati (50), korban gusuran yang tinggal di kawasan Cipinang, Jakarta Timur mendadak mencegat atau menghadang Jokowi. Padahal ketika itu Jokowi hendak meninggalkan Kantor Balai Kota dan ingin cepat-cepat menuju Mabes TNI di Cilangkap.
Dalam bahasa Jawa, keduanya berbincang kurang lebih lima menit. Jokowi kemudian menyerahkan sebuah amplop berisi uang.
Kepada wartawan, Sri mengaku jika dirinya mengeluhkan segala kesusahan dan mengaku dirinya tidak punya uang sama sekali. "Saya sudah pernah kirim surat 16 Oktober lalu dan diterima petugas di Balai Kota. Hari ini saya bawa surat lagi untuk diserahkan ke Pak Jokowi," ungkapnya.
"Saya dikasih uang Rp 500 ribu dalam amplop ini," kata Sri sambil menunjukkan amplop dari Jokowi.
Dalam bahasa Jawa, keduanya berbincang kurang lebih lima menit. Jokowi kemudian menyerahkan sebuah amplop berisi uang.
Kepada wartawan, Sri mengaku jika dirinya mengeluhkan segala kesusahan dan mengaku dirinya tidak punya uang sama sekali. "Saya sudah pernah kirim surat 16 Oktober lalu dan diterima petugas di Balai Kota. Hari ini saya bawa surat lagi untuk diserahkan ke Pak Jokowi," ungkapnya.
"Saya dikasih uang Rp 500 ribu dalam amplop ini," kata Sri sambil menunjukkan amplop dari Jokowi.
4. Kakek pelukis dari Semarang
Terdambakan - Seorang pria tua bernama Sutanto (76) datang ke Balai Kota DKI Jakarta. Dia membawa sebuah lukisan berukuran sekitar 140x80 sentimeter dengan gambar Gubernur Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama.
Agar bisa bertemu dengan Jokowi, Sutanto sejak pagi mencegat orang nomor satu DKI Jakarta itu di pintu keluar ruang Balai Kota. Dimana Jokowi masuk dan keluar dari kantornya.
"Saya membuat ini dengan bertapa dan berpuasa di rumah," kata Sutanto saat berbincang dengan wartawan di Balai Kota Jakarta, Jumat (28/12).
Sutanto yang saat ini tinggal di Kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara itu mengatakan, lukisannya juga memiliki kekuatan supranatural. Yakni bisa menolak banjir dan hujan.
Lukisan itu selesai dalam waktu satu bulan. Dia membuat lukisan itu bukan tanpa alasan.
"Saya dapat ilham setelah bertapa itu," jelas Pria asal Semarang ini.
"Saya sengaja membuat lukisan ini untuk beliau. Saya simpatik dengan Pak Gubernur. Waktu pemilihan, saya mendoakan beliau agar sukses. Sekarang betul-betul sukses, saya melampiaskan kegembiraan dengan lukisan," ucapnya seraya tersenyum.
Agar bisa bertemu dengan Jokowi, Sutanto sejak pagi mencegat orang nomor satu DKI Jakarta itu di pintu keluar ruang Balai Kota. Dimana Jokowi masuk dan keluar dari kantornya.
"Saya membuat ini dengan bertapa dan berpuasa di rumah," kata Sutanto saat berbincang dengan wartawan di Balai Kota Jakarta, Jumat (28/12).
Sutanto yang saat ini tinggal di Kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara itu mengatakan, lukisannya juga memiliki kekuatan supranatural. Yakni bisa menolak banjir dan hujan.
Lukisan itu selesai dalam waktu satu bulan. Dia membuat lukisan itu bukan tanpa alasan.
"Saya dapat ilham setelah bertapa itu," jelas Pria asal Semarang ini.
"Saya sengaja membuat lukisan ini untuk beliau. Saya simpatik dengan Pak Gubernur. Waktu pemilihan, saya mendoakan beliau agar sukses. Sekarang betul-betul sukses, saya melampiaskan kegembiraan dengan lukisan," ucapnya seraya tersenyum.
No comments:
Post a Comment