Terdambakan - Kasus pembunuhan dengan memotong-motong jasad korban, atau biasa dikenal dengan mutilasi selalu membuat geger warga ibu kota. Saat membunuh korbannya, pelaku dengan tega memotong-motong jasad korban menjadi beberapa bagian.
Tindakan itu mereka lakukan untuk menutupi jejaknya usai membunuh para korbannya dengan keji, lantas membuangnya ke tempat-tempat tertentu. Setidaknya, itulah yang terjadi saat potongan tubuh wanita muda dibuang di jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Penelusuran merdeka com, setidaknya ada sejumlah kasus mutilasi di Jakarta yang menggegerkan warga. Sebagian besar di antaranya, pelaku mutilasi berhasil ditangkap petugas dan dimasukkan ke dalam penjara.
Berikut lima kasus mutilasi di Jakarta:
Tindakan itu mereka lakukan untuk menutupi jejaknya usai membunuh para korbannya dengan keji, lantas membuangnya ke tempat-tempat tertentu. Setidaknya, itulah yang terjadi saat potongan tubuh wanita muda dibuang di jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Penelusuran merdeka com, setidaknya ada sejumlah kasus mutilasi di Jakarta yang menggegerkan warga. Sebagian besar di antaranya, pelaku mutilasi berhasil ditangkap petugas dan dimasukkan ke dalam penjara.
Berikut lima kasus mutilasi di Jakarta:
1. Mutilasi 8 anak jalanan
Terdambakan - Baekuni (48), atau biasa dikenal Babe, dengan kejam menghabisi nyawa delapan anak jalanan yang ditemuinya. Untuk menutupi jejaknya, dia memutilasi tubuh sejumlah korbannya ke dalam beberapa bagian.
Saat menghabisi nyawa mereka, Babe mengaku sangat menikmati penderitaan yang dialami seluruh korbannya yang sedang sekarat. Padahal, warga mengenalnya sebagai koordinator pedagang asongan dan anak-anak pengamen jalanan.
Tidak ada yang menduga, pria yang sehari-hari dekat dengan anak-anak ini membunuh Ardiansyah (9) dan memotongnya menjadi lima bagian. Sebelum dimutilasi, pelaku sempat menyodomi anak malang tersebut.
Selain membunuh dan memutilasi Ardiansyah, Babe mengaku juga melakukan hal serupa terhadap dua anak jalanan lainnya, yaitu Adi dan Arif. Pembunuhan pada dua anak tersebut dilakukan pada 2007 dan 2008.
Terakhir, polisi berhasil mengungkap korban kedelapan dalam aksi bengisnya adalah Teguh, pengamen jalanan asal Manggarai, Jakarta Selatan yang dibunuhnya pada tahun 2004 silam.
Terhadap bocah berusia sebelas tahun tersebut, tersangka tidak memutilasinya, melainkan hanya membunuhnya dengan cara menjerat leher korban dengan seutas tali rapia. Setelah korban tewas, tersangka kemudian melampiaskan nafsu birahinya kepada mayat bocah malang tersebut.
Dari cara yang dilakukan tersangka terhadap korban, ternyata sama persis dengan ketujuh korban Babe lainnya. Namun bedanya untuk 4 korban lainnya yakni Adi, Arif, Rio dan Ardiansyah, korban dimutilasi tubuhnya, dalam beberapa bagian.
Polisi mencokok Babe di kediamannya di Gang Masjid H Murdalim, RT 6 RW 2, Kelurahan Pulogadung, Jakarta Timur.
Saat menghabisi nyawa mereka, Babe mengaku sangat menikmati penderitaan yang dialami seluruh korbannya yang sedang sekarat. Padahal, warga mengenalnya sebagai koordinator pedagang asongan dan anak-anak pengamen jalanan.
Tidak ada yang menduga, pria yang sehari-hari dekat dengan anak-anak ini membunuh Ardiansyah (9) dan memotongnya menjadi lima bagian. Sebelum dimutilasi, pelaku sempat menyodomi anak malang tersebut.
Selain membunuh dan memutilasi Ardiansyah, Babe mengaku juga melakukan hal serupa terhadap dua anak jalanan lainnya, yaitu Adi dan Arif. Pembunuhan pada dua anak tersebut dilakukan pada 2007 dan 2008.
Terakhir, polisi berhasil mengungkap korban kedelapan dalam aksi bengisnya adalah Teguh, pengamen jalanan asal Manggarai, Jakarta Selatan yang dibunuhnya pada tahun 2004 silam.
Terhadap bocah berusia sebelas tahun tersebut, tersangka tidak memutilasinya, melainkan hanya membunuhnya dengan cara menjerat leher korban dengan seutas tali rapia. Setelah korban tewas, tersangka kemudian melampiaskan nafsu birahinya kepada mayat bocah malang tersebut.
Dari cara yang dilakukan tersangka terhadap korban, ternyata sama persis dengan ketujuh korban Babe lainnya. Namun bedanya untuk 4 korban lainnya yakni Adi, Arif, Rio dan Ardiansyah, korban dimutilasi tubuhnya, dalam beberapa bagian.
Polisi mencokok Babe di kediamannya di Gang Masjid H Murdalim, RT 6 RW 2, Kelurahan Pulogadung, Jakarta Timur.
2. Istri mutilasi suami
Terdambakan - Hendra alias Burung, menjadi korban mutilasi istrinya sendiri yang bernama Sri Rumiyati alias Yati. Pembunuhan terjadi akibat pelaku cemburu ketika Hendra mengutarakan niatnya merayakan hari raya Idul Fitri bersama istri ketiganya. Merasa kesal, pelaku lantas membunuh suaminya dan memotongnya ke dalam 13 bagian dan memasukkannya ke delapan tas kresek warna merah.
Dua kantong ia tinggalkan di bus Primajasa yang ke Bandung. Tiga kantong lain dalam satu kardus ditinggalkan di sebuah bus Prima Asli yang ke Cirebon, dua kantong ia tinggalkan di Bus Patas Mayasari, dan satu plastik berisi kepala ia letakkan di belakang kursi pengemudi taksi berwarna putih.
Penyebaran dilakukan sehari setelah tersangka membunuh dan memutilasi suaminya.
Dua kantong ia tinggalkan di bus Primajasa yang ke Bandung. Tiga kantong lain dalam satu kardus ditinggalkan di sebuah bus Prima Asli yang ke Cirebon, dua kantong ia tinggalkan di Bus Patas Mayasari, dan satu plastik berisi kepala ia letakkan di belakang kursi pengemudi taksi berwarna putih.
Penyebaran dilakukan sehari setelah tersangka membunuh dan memutilasi suaminya.
3. Ryan Jombang
Terdambakan - Bermula dari terungkapnya kasus mutilasi di Jakarta pada medio 2008 lalu, polisi berhasil menyambung kisah hilangnya 10 orang lainnya di Jombang, Jawa Timur. Pria yang bertanggung jawab atas aksi kejam itu adalah Very Idam Henyansyah alias Ryan, dia tertangkap atas pembunuhan dan memotong tubuh korbannya bernama Heri Santoso.
Ketika kasusnya mulai terungkap, Ryan sempat mengaku namanya Vincent. Namun setelah ditekan penyidik, baru dia mengakui nama aslinya. Di hadapan penyidik, Vincent merupakan salah satu korbannya yang dibunuh dan dikubur di Jombang. Korban lainnya yang dihabisi di Jombang adalah Ariel Somba Sitanggang, Guntur, dan Brandy yang warga negara Belanda.
Empat korban lainnya dibantai di rumah orangtua tersangka kemudian dikubur di belakang rumah. Pembantaian mengerikan itu dilakukan Ryan selama 12 bulan. Di halaman belakang rumah orangtuanya itulah, polisi menemukan empat kerangka pria yang dikubur secara terpisah.
Keempat korban ini dibunuh dengan cara dipukul pakai batu dan linggis. Pembunuhan dan penguburan korban dilakukan malam hari. Di lokasi itu, polisi menyita barang bukti, antara lain linggis, batu, dan tali.
Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan, terutama adanya ada balas dendam, rumah tersangka dijaga ketat. Bahkan Detasement 88 Anti Teror Polda Jatim, diterjunkan. Kepada petugas, Ryan mengakui dia membunuh karena sakit hati. Namun, alasan pelaku dicurigai polisi sebagai alasan yang tidak masuk akal.
Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Depok, Senin, 06 April 2009, menjatuhkan hukuman mati bagi Very Idham Henyansyah alias Ryan bin Ahmad, karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan dengan mutilasi atas Hery Santoso.
Ketika kasusnya mulai terungkap, Ryan sempat mengaku namanya Vincent. Namun setelah ditekan penyidik, baru dia mengakui nama aslinya. Di hadapan penyidik, Vincent merupakan salah satu korbannya yang dibunuh dan dikubur di Jombang. Korban lainnya yang dihabisi di Jombang adalah Ariel Somba Sitanggang, Guntur, dan Brandy yang warga negara Belanda.
Empat korban lainnya dibantai di rumah orangtua tersangka kemudian dikubur di belakang rumah. Pembantaian mengerikan itu dilakukan Ryan selama 12 bulan. Di halaman belakang rumah orangtuanya itulah, polisi menemukan empat kerangka pria yang dikubur secara terpisah.
Keempat korban ini dibunuh dengan cara dipukul pakai batu dan linggis. Pembunuhan dan penguburan korban dilakukan malam hari. Di lokasi itu, polisi menyita barang bukti, antara lain linggis, batu, dan tali.
Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan, terutama adanya ada balas dendam, rumah tersangka dijaga ketat. Bahkan Detasement 88 Anti Teror Polda Jatim, diterjunkan. Kepada petugas, Ryan mengakui dia membunuh karena sakit hati. Namun, alasan pelaku dicurigai polisi sebagai alasan yang tidak masuk akal.
Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Depok, Senin, 06 April 2009, menjatuhkan hukuman mati bagi Very Idham Henyansyah alias Ryan bin Ahmad, karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan dengan mutilasi atas Hery Santoso.
4. Ibu dan anak dimutilasi
Terdambakan - Entah apa yang ada di benak Rahmad Awiwi, dia nekat membunuh dan memutilasi Hartati saat minta dinikahi karena hamil. Tidak hanya itu, demi menutupi jejaknya, Rahmad juga melakukan hal yang sama terhadap Ita Eriyanti (6), anak korban.
Mayat Hartati diletakkan dalam kardus televisi di tepi jalan Kampung Bulak Gang B RT 7/17 Koja, Jakarta Utara. Sedangkan mayat Eriyanti ditemukan dalam koper di jalan Cakung-Cilincing, Cakung, Jakarta Timur.
Keduanya merupakan sepasang kekasih yang tinggal satu rumah tanpa ikatan pernikahan. Selama beberapa tahun, Rahmad dan Hartati kerap melakukan hubungan suami istri. Namun, ia kesal saat diminta tanggung jawab atas kehamilan yang dialami pasangannya.
Mayat Hartati diletakkan dalam kardus televisi di tepi jalan Kampung Bulak Gang B RT 7/17 Koja, Jakarta Utara. Sedangkan mayat Eriyanti ditemukan dalam koper di jalan Cakung-Cilincing, Cakung, Jakarta Timur.
Keduanya merupakan sepasang kekasih yang tinggal satu rumah tanpa ikatan pernikahan. Selama beberapa tahun, Rahmad dan Hartati kerap melakukan hubungan suami istri. Namun, ia kesal saat diminta tanggung jawab atas kehamilan yang dialami pasangannya.
5. Wanita tanpa identitas di Tol Cikampek
Terdambakan - Penemuan enam potong tubuh wanita yang dimutilasi menggegerkan warga Jakarta saat matahari mulai menampakkan diri di ufuk Barat. Semula, polisi hanya menemukan bagian kaki kanan di KM 0.200, petugas menemukan kaki kanan, lalu di Km 1.200 ditemukan tangan kanan. Satu kilometer kemudian atau di KM 2.200 ditemukan tangan kiri.
Seratus meter dari penemuan tangan kiri atau di Km 2.200 ditemukan kaki kiri, lalu di Km 2.400 ditemukan badan dan terakhir di Km 3.800 ditemukan kepala korban.
Sejauh ini, polisi belum menemukan titik terang mengenai identitas korban yang diduga dibunuh jauh sebelum dimutilasi.
Seratus meter dari penemuan tangan kiri atau di Km 2.200 ditemukan kaki kiri, lalu di Km 2.400 ditemukan badan dan terakhir di Km 3.800 ditemukan kepala korban.
Sejauh ini, polisi belum menemukan titik terang mengenai identitas korban yang diduga dibunuh jauh sebelum dimutilasi.
No comments:
Post a Comment