Terdambakan - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan membuat kinerja Satuan Polisi Pamong Praja alias Satpol PP lebih humanis dalam menghadapi warga. Sebab, selama ini Satpol PP selalu menjadi momok menakutkan bagi warga ketika melakukan penggusuran.
Jokowi melakukan berbagai pembenahan dalam tubuh Satpol PP. Dia ingin anak buahnya itu menjadi lebih humanis saat berhadapan dengan warga Jakarta.
Berikut 4 aksi Jokowi bikin satpol PP lebih humanis.
Jokowi melakukan berbagai pembenahan dalam tubuh Satpol PP. Dia ingin anak buahnya itu menjadi lebih humanis saat berhadapan dengan warga Jakarta.
Berikut 4 aksi Jokowi bikin satpol PP lebih humanis.
1. Tegas tanpa kekerasan
Terdambakan - Gubernur DKI Joko Widodo meminta Satpol PP tidak menggunakan kekerasan dalam menertibkan pedagang. Dialog harus lebih diutamakan ketimbang menggunakan cara kekerasan.
"Tetapi pada suatu titik kita harus bisa tegas tapi tidak berarti kasar. Tegas itu enggak boleh kasar dan gebukin," kata Jokowi dalam sambutannya saat memimpin apel Satpol PP di silang Monas, Jakarta, Kamis (1/11) pagi.
Jokowi meminta agar petugas Satpol PP tidak mudah menggunakan senjata yang dimilikinya dalam bertugas."Kalau ada peringatan kepada pedagang, 1, 2, 3 sekali lagi tidak boleh kasar. Sekali lagi penggunaan tameng, pentungan dan pisau belati sedapat mungkin dihindari," katanya.
"Tetapi pada suatu titik kita harus bisa tegas tapi tidak berarti kasar. Tegas itu enggak boleh kasar dan gebukin," kata Jokowi dalam sambutannya saat memimpin apel Satpol PP di silang Monas, Jakarta, Kamis (1/11) pagi.
Jokowi meminta agar petugas Satpol PP tidak mudah menggunakan senjata yang dimilikinya dalam bertugas."Kalau ada peringatan kepada pedagang, 1, 2, 3 sekali lagi tidak boleh kasar. Sekali lagi penggunaan tameng, pentungan dan pisau belati sedapat mungkin dihindari," katanya.
2. Tak lagi gunakan senjata
Terdambakan - Selain bersikap tegas tanpa menggunakan kekerasan, Jokowi juga menginginkan Satpol PP tidak lagi menggunakan senjata. Pasalnya, bapak tiga orang anak ini ingin menciptakan Satpol PP yang humanis dan bekerja dengan hati.
"Kebijakan oleh Pak Jokowi, diminta penegakan yang lebih ke humanis," ujar Mantan Kepala Satpol PP Effendi Anas di Balai Kota, Jakarta, Selasa (30/10).
Demikian juga soal senjata. Dia menjamin, saat ini tidak ada lagi anak buahnya yang membawa pentungan atau senjata lainnya saat melakukan penertiban. Peraturan itu sudah tertuang dalam Permendagri No 35 tahun 2004. "Itu sudah hilang dan nggak ada. Sudah nggak ada pentungan dan pisau," tegasnya.
"Kebijakan oleh Pak Jokowi, diminta penegakan yang lebih ke humanis," ujar Mantan Kepala Satpol PP Effendi Anas di Balai Kota, Jakarta, Selasa (30/10).
Demikian juga soal senjata. Dia menjamin, saat ini tidak ada lagi anak buahnya yang membawa pentungan atau senjata lainnya saat melakukan penertiban. Peraturan itu sudah tertuang dalam Permendagri No 35 tahun 2004. "Itu sudah hilang dan nggak ada. Sudah nggak ada pentungan dan pisau," tegasnya.
3. Pakai cara persuasif, tak main gebuk
Terdambakan - Gubernur DKI Joko Widodo menyatakan Satpol PP merupakan cerminan watak pemimpin sebuah daerah. Karena itu, dia meminta agar dalam melaksanakan tugas, Satpol PP tidak menggunakan kekerasan.
"Satpol PP itu cerminan dan watak dari pimpinan daerah. Kalau Satpol PP suka bakbuk (menggunakan kekerasan) ya berarti pimpinan daerah suka bakbuk," kata Jokowi usai memimpin apel Satpol PP di silang Monas, Jakarta, Kamis (1/11) pagi.
Menurutnya, baik buruknya citra pemimpin sebuah daerah salah satunya berada pada Satpol PP. "Kalau Satpol PP punya wibawa maka pemimpinnya punya wibawa. Kalau Satpol PP kasar, maka pemimpinnya juga diidentikan kasar," kata Jokowi.
Menurutnya, Satpol PP harus menggunakan langkah persuasif dalam menegakkan ketertiban. "Kalau sebuah daerah harus tegas dan bersih, ada cara-cara yang persuasif dan dialog," kata Jokowi.
"Satpol PP itu cerminan dan watak dari pimpinan daerah. Kalau Satpol PP suka bakbuk (menggunakan kekerasan) ya berarti pimpinan daerah suka bakbuk," kata Jokowi usai memimpin apel Satpol PP di silang Monas, Jakarta, Kamis (1/11) pagi.
Menurutnya, baik buruknya citra pemimpin sebuah daerah salah satunya berada pada Satpol PP. "Kalau Satpol PP punya wibawa maka pemimpinnya punya wibawa. Kalau Satpol PP kasar, maka pemimpinnya juga diidentikan kasar," kata Jokowi.
Menurutnya, Satpol PP harus menggunakan langkah persuasif dalam menegakkan ketertiban. "Kalau sebuah daerah harus tegas dan bersih, ada cara-cara yang persuasif dan dialog," kata Jokowi.
4. Angkat Pelaksana harian Kepala Satpol PP Perempuan
Terdambakan - Jokowi kemarin (22/2) melalui Sekda DKI Jakarta Fadjar Panjaitan telah melantik Sylviana Murni sebagai Pelaksana Harian (Plh) kepala Satpol PP, menggantikan Effendi Anas yang memasuki masa pensiun. Alasan pemilihan Silvyana karena jabatan Silvyana sebagai asisten pemerintahan yang memegang kendali Satpol PP.
"Karena dia kan asisten pemerintahan. Satpol PP kan di bawah kendali asisten pemerintahan," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/2).
Orang nomor satu DKI Jakarta ini berharap besar wajah Satpol PP untuk ke depannya berubah di tangan Sylviana. Lebih santun, ramah, tegas dan tidak kasar.
"Siapa pun nanti kepala Satpolnya, memang kita pingin membangun itu. Membangun sebuah persepsi bahwa Satpol PP sudah dengan pola baru, paradigma baru, tegas tetapi tidak kasar," harapnya.
"Karena dia kan asisten pemerintahan. Satpol PP kan di bawah kendali asisten pemerintahan," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/2).
Orang nomor satu DKI Jakarta ini berharap besar wajah Satpol PP untuk ke depannya berubah di tangan Sylviana. Lebih santun, ramah, tegas dan tidak kasar.
"Siapa pun nanti kepala Satpolnya, memang kita pingin membangun itu. Membangun sebuah persepsi bahwa Satpol PP sudah dengan pola baru, paradigma baru, tegas tetapi tidak kasar," harapnya.
No comments:
Post a Comment