Terdambakan - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono lagi-lagi 'dipaksa' turun tangan dalam menyikapi kemelut partainya. SBY pun harus turun tangan langsung untuk menyelamatkan partainya dari berbagai isu yang mengemuka.
Elektabilitas yang terus merosot hingga kasus korupsi yang menimpa kadernya membuat SBY lagi-lagi harus tampil mengenakan jaket biru. Presiden SBY pun seolah dibuat pusing dengan partai yang didirikannya.
Dalam berbagai kesempatan, SBY selalu mencurahkan perhatiannya mengenai permasalahan yang menimpa Partai Demokrat. Berikut enam curhatan SBY seputar kasus kemelut di dalam partainya.
Elektabilitas yang terus merosot hingga kasus korupsi yang menimpa kadernya membuat SBY lagi-lagi harus tampil mengenakan jaket biru. Presiden SBY pun seolah dibuat pusing dengan partai yang didirikannya.
Dalam berbagai kesempatan, SBY selalu mencurahkan perhatiannya mengenai permasalahan yang menimpa Partai Demokrat. Berikut enam curhatan SBY seputar kasus kemelut di dalam partainya.
1. SBY berdoa di Kabah soal kemelut Demokrat
Terdambakan - Di tengah kunjungan kenegaraannya ke beberapa negara Arab dan Afrika, hati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seolah tak tenang. Prahara di tubuh Partai Demokrat menjadi penyebabnya. Sampai-sampai, dari Jeddah, Arab Saudi, SBY bicara langsung soal kisruh Demokrat.
"Saya diminta menyelamatkan partai ini dan saya diminta mengambil alih dalam arti penyelamatan partai ini agar tidak terus merosot dan jatuh dalam pemilu yang akan datang," katanya.
"Saya akan memohon petunjuk Allah agar saya dituntun mengambil keputusan yang baik. Menyelamatkan Partai Demokrat tentu solusi yang akan saya pilih. Nanti tentu benar-benar rasional. Semua itu bisa terlaksana setelah mendapat ridho dari Allah," imbuhnya.
Selesai menjalankan serangkaian acara kenegaraan, SBY kemudian melaksanakan ibadah umrah. Di sana, SBY langsung berkeluh kesah dan berdoa di depan Kabah. SBY berharap prahara di tubuh Demokrat segera bisa diselesaikan dan ada jalan keluarnya.
"Saya diminta menyelamatkan partai ini dan saya diminta mengambil alih dalam arti penyelamatan partai ini agar tidak terus merosot dan jatuh dalam pemilu yang akan datang," katanya.
"Saya akan memohon petunjuk Allah agar saya dituntun mengambil keputusan yang baik. Menyelamatkan Partai Demokrat tentu solusi yang akan saya pilih. Nanti tentu benar-benar rasional. Semua itu bisa terlaksana setelah mendapat ridho dari Allah," imbuhnya.
Selesai menjalankan serangkaian acara kenegaraan, SBY kemudian melaksanakan ibadah umrah. Di sana, SBY langsung berkeluh kesah dan berdoa di depan Kabah. SBY berharap prahara di tubuh Demokrat segera bisa diselesaikan dan ada jalan keluarnya.
2. SBY curhat tak punya media
Terdambakan - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi pengunduran diri putranya Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dari DPR. SBY pun berharap agar pendapatnya ini disiarkan oleh media massa. SBY menyampaikan harapan agar pernyataannya disiarkan karena dia mengaku tidak punya media.
"Harapan saya, keluarga saya, karena kami tidak memiliki media, jadi mudah-mudahan mendapatkan tempat untuk diliput sebagaimana mestinya," kata SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (14/2).
SBY menanggapi pengunduran diri Ibas setelah muncul permintaan dari juru bicara kepresidenan. "Saya diberi tahu oleh jubir kepresidenan bahwa saudara ingin dengarkan komentar dan pernyataan saya berkaitan dengan pengunduran diri Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dari anggota DPR RI," kata SBY.
"Harapan saya, keluarga saya, karena kami tidak memiliki media, jadi mudah-mudahan mendapatkan tempat untuk diliput sebagaimana mestinya," kata SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (14/2).
SBY menanggapi pengunduran diri Ibas setelah muncul permintaan dari juru bicara kepresidenan. "Saya diberi tahu oleh jubir kepresidenan bahwa saudara ingin dengarkan komentar dan pernyataan saya berkaitan dengan pengunduran diri Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dari anggota DPR RI," kata SBY.
3. SBY minta KPK usut pembocor sprindik Anas
Terdambakan - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera mengusut pihak yang membocorkan surat perintah penyelidikan (sprindik) Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Pasalnya, isu yang menyebutkan pembocoran sprindik dilakukan oleh orang dalam istana.
"Demi tegaknya keadilan dan kebenaran, serta demi terjaganya nama baik lembaga kepresidenan dan nama baik KPK, bapak presiden sungguh berharap KPK melakukan pengusutan secara transparan dan serius atas kebocoran dokumen tersebut. Kalau perlu bekerjasama dengan pihak kepolisian," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (13/2).
Julian melanjutkan, siapapun yang membocorkan dokumen rahasia milik lembaga negara, termasuk KPK wajib diberikan sanksi sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Meski Indonesia berada di era keterbukaan informasi, patut dibuktikan kebenaran dan fakta yang terjadi di lapangan.
"Siapapun yang bersalah mesti diberikan tindakan sesuai ketentuan perundang-undangan. Bapak Presiden menilai akhir-akhir ini mulai ada pihak-pihak yang tanpa beban dan dengan maksud yang tidak baik melakukan pembocoran rahasia negara yang dilarang oleh UU. Negara kita adalah negara hukum, oleh karena itu hukum harus ditegakkan. Sementara kebebasan dan keterbukaan informasi publik pun ada aturannya," tandasnya.
"Demi tegaknya keadilan dan kebenaran, serta demi terjaganya nama baik lembaga kepresidenan dan nama baik KPK, bapak presiden sungguh berharap KPK melakukan pengusutan secara transparan dan serius atas kebocoran dokumen tersebut. Kalau perlu bekerjasama dengan pihak kepolisian," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (13/2).
Julian melanjutkan, siapapun yang membocorkan dokumen rahasia milik lembaga negara, termasuk KPK wajib diberikan sanksi sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Meski Indonesia berada di era keterbukaan informasi, patut dibuktikan kebenaran dan fakta yang terjadi di lapangan.
"Siapapun yang bersalah mesti diberikan tindakan sesuai ketentuan perundang-undangan. Bapak Presiden menilai akhir-akhir ini mulai ada pihak-pihak yang tanpa beban dan dengan maksud yang tidak baik melakukan pembocoran rahasia negara yang dilarang oleh UU. Negara kita adalah negara hukum, oleh karena itu hukum harus ditegakkan. Sementara kebebasan dan keterbukaan informasi publik pun ada aturannya," tandasnya.
4. SBY: Anas tak efektif selesaikan kemelut Demokrat
Terdambakan - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan, beberapa alasan yang membuatnya turun tangan melakukan pembenahan di Demokrat. Salah satunya, Anas Urbaningrum tidak efektif menyelesaikan kemelut internal partai.
"Dalam situasi krisis yang dilakukan manajemen krisis. Oleh karena itu dengan naluri dan pengalaman politik, saya tantangan yang dialami partai kalau diselesaikan oleh ketua umum saja tidak efektif," kata SBY saat jumpa pers Rapimnas PD di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (17/2).
Sebab, inti dari penyelamatan yang dilakukan oleh SBY dan seluruh elemen partai adalah melakukan pembenahan, penertiban, dan pembersihan dari unsur yang merusak citra partai. Di antaranya kader yang terlibat kasus hukum atau korupsi.
"Kami juga melakukan perjuangan politik di minggu mendatang, karena opini yang dibangun telah sangat merugikan," tandasnya.
"Dalam situasi krisis yang dilakukan manajemen krisis. Oleh karena itu dengan naluri dan pengalaman politik, saya tantangan yang dialami partai kalau diselesaikan oleh ketua umum saja tidak efektif," kata SBY saat jumpa pers Rapimnas PD di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (17/2).
Sebab, inti dari penyelamatan yang dilakukan oleh SBY dan seluruh elemen partai adalah melakukan pembenahan, penertiban, dan pembersihan dari unsur yang merusak citra partai. Di antaranya kader yang terlibat kasus hukum atau korupsi.
"Kami juga melakukan perjuangan politik di minggu mendatang, karena opini yang dibangun telah sangat merugikan," tandasnya.
5. SBY: Serangan kepada Demokrat berlebihan
Terdambakan - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui, ada beberapa kesalahan yang dilakukan kader-kader PD hingga tersandung kasus hukum, bahkan kasus korupsi. Meski demikian, pemberitaan dan pernyataan yang disampaikan pengamat sudah sangat berlebihan.
"Apa yang kami alami dua tahun ini saya rasakan terlalu berlebihan, serangan bertubi-tubi yang dilakukan terhadap PD saat ini sudah terlalu berlebihan dan tidak adil," kata SBY saat konferensi pers pada Rapimnas PD di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.
SBY berharap, isu-isu yang berkembang terkait dengan kasus-kasus yang dihadapi partainya dapat disiarkan secara berimbang dan adil. Apalagi, PD tengah melakukan pembenahan dan bersih-bersih.
"Yang saya harapkan adalah keadilan, adalah perlakuan yang adil, yang fair dan berimbang. Partai Demokrat sedang menata diri, membersihkan diri," tandasnya.
"Apa yang kami alami dua tahun ini saya rasakan terlalu berlebihan, serangan bertubi-tubi yang dilakukan terhadap PD saat ini sudah terlalu berlebihan dan tidak adil," kata SBY saat konferensi pers pada Rapimnas PD di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.
SBY berharap, isu-isu yang berkembang terkait dengan kasus-kasus yang dihadapi partainya dapat disiarkan secara berimbang dan adil. Apalagi, PD tengah melakukan pembenahan dan bersih-bersih.
"Yang saya harapkan adalah keadilan, adalah perlakuan yang adil, yang fair dan berimbang. Partai Demokrat sedang menata diri, membersihkan diri," tandasnya.
6. SBY: Ada yang menghadap-hadapkan saya dengan Anas
Terdambakan - Ketua Majelis Tinggi sekaligus Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan ada pihak yang sengaja menghadap-hadapkan dirinya dengan ketua umum Anas Urbaningrum.
"Ada yang menghadap-hadapkan saya selaku ketua Dewan Pembina dengan Anas yang kami berdua sebenarnya duduk sebagai Majelis Tinggi, saya sebagai ketua, Anas yang ketua umum otomatis duduk sebagai anggota Majelis Tinggi," kata SBY dalam jumpa pers di sela-sela Rapimnas Partai Demokrat, di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (17/2).
SBY menyatakan belakangan banyak sekali isu yang berkembang di masyarakat. Isu tersebut pada umumnya menyerang Partai Demokrat.
"Kami ingin melakukan kebaikan untuk partai kami, Demokrat, dan kebaikan yang dilakukan Demokrat akan membawa kebaikan untuk rakyat kita," katanya.
"Ada yang menghadap-hadapkan saya selaku ketua Dewan Pembina dengan Anas yang kami berdua sebenarnya duduk sebagai Majelis Tinggi, saya sebagai ketua, Anas yang ketua umum otomatis duduk sebagai anggota Majelis Tinggi," kata SBY dalam jumpa pers di sela-sela Rapimnas Partai Demokrat, di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (17/2).
SBY menyatakan belakangan banyak sekali isu yang berkembang di masyarakat. Isu tersebut pada umumnya menyerang Partai Demokrat.
"Kami ingin melakukan kebaikan untuk partai kami, Demokrat, dan kebaikan yang dilakukan Demokrat akan membawa kebaikan untuk rakyat kita," katanya.
No comments:
Post a Comment