Terdambakan - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mempunyai pekerjaan rumah (PR) berat untuk mengurusi warga di Ibu Kota. Tantangan berat menanti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membenahi Jakarta menjadi kota layak dunia. Harus diakui problem Jakarta memang banyak sekali. Dalam peringkat lembaga konsultan Mercer, Jakarta tidak masuk 100 besar kota layak huni.
Jakarta belum layak huni karena perekonomian mahal, infrastruktur minim, harga rumah semakin tidak terjangkau, layanan air bersih masih rendah, kebocoran air hampir 48 persen.n Akibatnya sanitasi buruk, sehingga kualitas hidup juga rendah. Bahkan kemacetan semakin memperparah dengan polusi udara yang semakin buruk.
Menurut pengamat perkotaan Yayat Supriatna, Jokowi perlu menata Jakarta bukan hanya fisiknya, tapi manusianya. "Keberanian Jokowi adalah beranikah dia mengubah kultur orang Jakarta yang semakin tidak peduli dengan kotanya. Kita hanya akan melihat apakah Jokowi berhasil dalam 1 tahun pertama. Apakah semua programnya bisa dijalankan atau berhasil diwujudkan," ujar dia kepada merdeka.com di Jakarta.
Berikut ini adalah kebiasaan buruk warga Jakarta yang pernah dikeluhkan oleh Jokowi.
Jakarta belum layak huni karena perekonomian mahal, infrastruktur minim, harga rumah semakin tidak terjangkau, layanan air bersih masih rendah, kebocoran air hampir 48 persen.n Akibatnya sanitasi buruk, sehingga kualitas hidup juga rendah. Bahkan kemacetan semakin memperparah dengan polusi udara yang semakin buruk.
Menurut pengamat perkotaan Yayat Supriatna, Jokowi perlu menata Jakarta bukan hanya fisiknya, tapi manusianya. "Keberanian Jokowi adalah beranikah dia mengubah kultur orang Jakarta yang semakin tidak peduli dengan kotanya. Kita hanya akan melihat apakah Jokowi berhasil dalam 1 tahun pertama. Apakah semua programnya bisa dijalankan atau berhasil diwujudkan," ujar dia kepada merdeka.com di Jakarta.
Berikut ini adalah kebiasaan buruk warga Jakarta yang pernah dikeluhkan oleh Jokowi.
1. Buang limbah rumah tangga sembarangan
Terdambakan - Selain penataan Kali Ciliwung, hal yang menjadi perhatian Jokowi adalah penanganan limbah rumah tangga. Menurutnya, penanganan limbah tersebut masih jauh dari standar di kota-kota besar lainnya yang ada di dunia.
"Penanganan limbah rumah tangga ini segera dilaksanakan, dibandingkan kota lain, Jakarta hanya bisa mencapai angka 2,38 persen, lainnya sudah mencapai 60 persen, bahkan Singapura sudah 100 persen. Kita perlu kejar," ujarnya.
Persoalan kali di kampung-kampung Jakarta masih menjadi pekerjaan rumah Jokowi dan Ahok. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi berjanji akan membuat kali-kali di Jakarta bersih.
Tumpukan sampah yang kerap menggenangi kali akan dibersihkan. Seperti kali di Pademangan, Jakarta Utara. Kali Pademangan yang tadinya dangkal dan banyak tumpukan sampah kini menjadi berkurang setelah dikunjungi oleh Jokowi.
Menurut Jokowi, pengerukan sungai akan menjadi prioritas dalam mengatasi banjir di DKI Jakarta. Nantinya pengerukan akan diprioritaskan pada sungai-sungai besar terlebih dahulu.
"Sungai-sungai utama dulu pengerukannya dikejar supaya dipercepat kalau ga ya tiap tahun kita akan gini terus," terang Jokowi.
"Penanganan limbah rumah tangga ini segera dilaksanakan, dibandingkan kota lain, Jakarta hanya bisa mencapai angka 2,38 persen, lainnya sudah mencapai 60 persen, bahkan Singapura sudah 100 persen. Kita perlu kejar," ujarnya.
Persoalan kali di kampung-kampung Jakarta masih menjadi pekerjaan rumah Jokowi dan Ahok. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi berjanji akan membuat kali-kali di Jakarta bersih.
Tumpukan sampah yang kerap menggenangi kali akan dibersihkan. Seperti kali di Pademangan, Jakarta Utara. Kali Pademangan yang tadinya dangkal dan banyak tumpukan sampah kini menjadi berkurang setelah dikunjungi oleh Jokowi.
Menurut Jokowi, pengerukan sungai akan menjadi prioritas dalam mengatasi banjir di DKI Jakarta. Nantinya pengerukan akan diprioritaskan pada sungai-sungai besar terlebih dahulu.
"Sungai-sungai utama dulu pengerukannya dikejar supaya dipercepat kalau ga ya tiap tahun kita akan gini terus," terang Jokowi.
2. Belantara bendera dan spanduk
Terdambakan - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak mau Ibu Kota Jakarta berwajah berantakan. Jokowi tak ingin Jakarta menjadi belantara reklame.
"Oleh sebab itu, yang spanduk, bendera, baliho itu harus diatur semuanya. Ada ruang khusus untuk itu," kata Jokowi di Jakarta, Senin (3/12).
Menurut Jokowi, kondisi Jakarta sekarang di semua jalan ada spanduk dan bendera. "Nanti diberi ruang biar kelihatan rapi lah, jadi tidak kelihatan belantara baliho, belantara reklame, belantara bendera-bendera seperti itu yang terjadi sekarang," kata Jokowi.
"Oleh sebab itu, yang spanduk, bendera, baliho itu harus diatur semuanya. Ada ruang khusus untuk itu," kata Jokowi di Jakarta, Senin (3/12).
Menurut Jokowi, kondisi Jakarta sekarang di semua jalan ada spanduk dan bendera. "Nanti diberi ruang biar kelihatan rapi lah, jadi tidak kelihatan belantara baliho, belantara reklame, belantara bendera-bendera seperti itu yang terjadi sekarang," kata Jokowi.
3. Buang sampah sembarangan
Terdambakan - Gubernur DKI Joko Widodo menyoroti masalah sampah yang menjadi salah satu penyebab datangnya banjir tiap kali musim hujan tiba. Dia ingin ada kesadaran dari masyarakat agar sampah-sampah itu tak dibuang sembarangan.
Menurut Jokowi, saat meninjau langsung ke Pintu Air Manggarai, dirinya langsung memerintahkan agar sampah di sana segera dibersihkan. Namun, beberapa hari kemudian saat didatangi sampah sudah kembali menumpuk.
"Manggarai tiga hari dibersihkan. Begitu diam, tiga hari lagi datang sampah, kasur datang. Ini tugas sekalian jangan buang sampah di selokan, drainase, kalau engga, enggak akan rampung masalah kita," kata Jokowi di Istora Senayan, Minggu (2/12).
Jokowi mengaku sengaja turun langsung ke lapangan karena ingin melihat kondisi yang sesungguhnya. Dia melihat kebiasaan warga Jakarta buang sampah sembarangan sangat tinggi.
"Budaya buang sampah 30 persen atau 6.000 ton. Nah 2.000 ton masuk ke selokan dan sungai, gimana kita enggak kena banjir. Ini tanggung jawab kita semua," katanya.
Menurut Jokowi, saat meninjau langsung ke Pintu Air Manggarai, dirinya langsung memerintahkan agar sampah di sana segera dibersihkan. Namun, beberapa hari kemudian saat didatangi sampah sudah kembali menumpuk.
"Manggarai tiga hari dibersihkan. Begitu diam, tiga hari lagi datang sampah, kasur datang. Ini tugas sekalian jangan buang sampah di selokan, drainase, kalau engga, enggak akan rampung masalah kita," kata Jokowi di Istora Senayan, Minggu (2/12).
Jokowi mengaku sengaja turun langsung ke lapangan karena ingin melihat kondisi yang sesungguhnya. Dia melihat kebiasaan warga Jakarta buang sampah sembarangan sangat tinggi.
"Budaya buang sampah 30 persen atau 6.000 ton. Nah 2.000 ton masuk ke selokan dan sungai, gimana kita enggak kena banjir. Ini tanggung jawab kita semua," katanya.
4. Menabrak lampu merah
Terdambakan - Setiap hari masih banyak dijumpai pengendara mobil dan motor di Jakarta tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Padahal, dibuatnya rambu-rambu di jalan untuk ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Untuk mengubah perilaku pengendara di jalan tidaklah mudah. Dibutuhkan sistem yang jelas dan perubahan budaya.
"Pertama memang yang paling penting perubahan budaya, perubahan perilaku yang paling penting di situ," kata Jokowi saat mengunjungi taman di Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (26/10) malam.
Untuk mengatasi persoalan ini, Jokowi sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya. Salah satu solusinya adalah ketegasan dan aturan harus ditegakkan.
Jokowi pun mengimbau kepada warga ibu kota agar disiplin berlalu lintas demi menghindari macet yang sulit terurai.
"Masyarakat harus punya kesadaran untuk tertib lalu lintas, budaya tertib, kalau tidak tiap hari mentok kaya itu terus," ujar Jokowi, Sabtu (24/11).
Untuk mengubah perilaku pengendara di jalan tidaklah mudah. Dibutuhkan sistem yang jelas dan perubahan budaya.
"Pertama memang yang paling penting perubahan budaya, perubahan perilaku yang paling penting di situ," kata Jokowi saat mengunjungi taman di Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (26/10) malam.
Untuk mengatasi persoalan ini, Jokowi sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya. Salah satu solusinya adalah ketegasan dan aturan harus ditegakkan.
Jokowi pun mengimbau kepada warga ibu kota agar disiplin berlalu lintas demi menghindari macet yang sulit terurai.
"Masyarakat harus punya kesadaran untuk tertib lalu lintas, budaya tertib, kalau tidak tiap hari mentok kaya itu terus," ujar Jokowi, Sabtu (24/11).
5. Tidak bisa merawat fasilitas umum
Terdambakan - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengimbau agar seluruh masyarakat Jakarta dapat menjaga fasilitas umum. Hal ini dikarenakan kembalinya peristiwa penembakan di dua halte TransJakarta di Tugu Pancoran dan Halte BKPM, Jalan MT Haryono, Tebet, Minggu (11/11) dini hari.
"Tanyakan ke aparat. Mestinya seluruh masyarakat mempunyai rasa memiliki. Itu fasilitas masyarakat, fasilitas kota, sehingga semuanya harus menjaga, memelihara," ujar Jokowi, Senin (12/11).
Atas kejadian ini, Jokowi mengatakan, akan memasang CCTV di setiap halte TransJakarta. Walaupun nantinya juga akan dipasang di setiap kelurahan, kecamatan dan terminal.
"Semua tempat nanti di kelurahan, kecamatan, terminal, semuanya akan dipasangi CCTV, termasuk di Busway. Supaya controlnya lebih mudah," kata dia.
Mantan wali kota Solo ini menambahkan jika memang ada yang melihat pelaku, seharusnya langsung ditangkap. Seandainya warga takut melakukannya bisa dilakukan penangkapan secara massal.
"Kalau ada yang nembakin, lihat langsung tangkap, kalau perlu massa yang nangkap," katanya.
"Tanyakan ke aparat. Mestinya seluruh masyarakat mempunyai rasa memiliki. Itu fasilitas masyarakat, fasilitas kota, sehingga semuanya harus menjaga, memelihara," ujar Jokowi, Senin (12/11).
Atas kejadian ini, Jokowi mengatakan, akan memasang CCTV di setiap halte TransJakarta. Walaupun nantinya juga akan dipasang di setiap kelurahan, kecamatan dan terminal.
"Semua tempat nanti di kelurahan, kecamatan, terminal, semuanya akan dipasangi CCTV, termasuk di Busway. Supaya controlnya lebih mudah," kata dia.
Mantan wali kota Solo ini menambahkan jika memang ada yang melihat pelaku, seharusnya langsung ditangkap. Seandainya warga takut melakukannya bisa dilakukan penangkapan secara massal.
"Kalau ada yang nembakin, lihat langsung tangkap, kalau perlu massa yang nangkap," katanya.
6. Tak bisa merawat rusun
Terdambakan - Jokowi mengeluhkan kondisi rumah susun di berbagai wilayah yang cenderung tidak dirawat dengan baik. Perbaikan kampung kumuh termasuk rusun yang kotor merupakan upaya Jokowi untuk membangun Jakarta yang lebih bersih dan indah serta jauh dari kekumuhan. Enam blok rumah susun di Tanah Tinggi dipercantik.
"Rusun sudah jelek dan kusam, saya minta segera dicat," kata Jokowi.
Beberapa rusun di Jakarta pun dipercantik. Yang sudah dilakukan seperti di Rusun Tanah Tinggi. Rusun itu kini sudah dicat warna hijau.
"Rusun sudah jelek dan kusam, saya minta segera dicat," kata Jokowi.
Beberapa rusun di Jakarta pun dipercantik. Yang sudah dilakukan seperti di Rusun Tanah Tinggi. Rusun itu kini sudah dicat warna hijau.
No comments:
Post a Comment